JURNAL KULINER- Menurut keluhan yang beredar di timeline twitterku, sakit pinggang dan wajah kusam adalah teman baru yang nggak baik untuk hidup dalam jangka waktu lama. Itu juga kalau waktu hidupnya lama, hehe. Relasi antara begadang dengan cemas, sembari mengerjakan hal-hal atau bahkan tidak mengerjakan apa-apa, membuat jompo lebih dini bila menjadi kebiasaan. Konsekuensi dari begadang adalah akan sulit memeluk hari karena kehilangan pagi.
Sebagai orang yang termasuk dalam golongan di atas, sarapan dan makan siang adalah kegiatan yang bisa dilakukan secara multitasking. Hemat waktu dan hemat uang karena kata pepatah, satu kali dayung dua pulau terlampaui, itu berlaku. Keren banget kan?
Bangun pagi pada suatu hari yang tumben ini, tentu aku tidak punya bekal refrensi untuk memenuhi permintaan naga dalam perut, mereka tengah melakukan demonstrasi menuntut kesejahteraan pangan. Demi meredam demonstran, aku meraih ponsel dan membuka aplikasi food-food-an; GRAB. Menurut sistem kepercayaan yang aku anut, sarapan yang lucu adalah bubur ayam, nasi kuning, atau nasi uduk. Aku mencari di pilihan resto terdekat. Keputusan itu kubuat karena menimbang ongkir, meski di Grab ini menawarkan pelbagai pilihan promo yang membantu usaha penghematan.
Pesan di Bubur Ayam Metro, tapi Makan Nasi Kuning Nugget Goreng, Leh Ugha
Mataku tergoda oleh Bubur Ayam Metro-Sinduadi Jogja yang tampilan foto utamanya kelihatan enak banget, gurih, dan penuh janji keceriaan sepanjang hari bila memakannya untuk sarapan. Saat aku sedang scrolling melihat-lihat tawaran menu, aku seketika ceria duluan karena di sana menyediakan nasi kuning dan nasi uduk juga. Akhirnya aku melayangkan pilihanku kepada nasi kuning.
Aku memilih “Nasi Kuning Nugget Goreng” karena warna kuningnya cerah, juga nasinya betulan terlihat niat jadi nasi kuning. Menurut fotonya, kelengkapan nasi kuning tersebut ada telur dadar iris, abon, kacang goreng, timun, helaian daun seledri, kering kentang, dan tentu saja tambahan nugget. Tampilan tersebut membuatku sama sekali nggak ragu memilih, tapi juga harap-harap cemas. Karena ya, sebagai orang yang nggak tahu harga offline menu sarapan semacam ini, bagaimana caranya aku berharap rasa yang enak kepada sebungkus nasi dengan nugget di harga Rp.13.500,-?
Setelah klik order, aku pun karokean via youtube sambil menunggu si sarapan pagi yang tumben ini datang.
Tarrraaaaa!!! Nasi Kuning Nugget Goreng yang foto di Grab-nya nggak tipu-tipu lho! |
Betapa gembiranya aku menyambut sarapan pagiku yang ternyata, dari fotonya itu real pict. Topping nasinya sebagaimana yang aku sebut dalam foto, betulan selengkap itu lho gais… Mulanya aku mengira kalau nuggetnya paling ya dua biji. Huh, senangnya aku karena nuggetnya empat biji dong! Ya ampun, ini terasa aku seperti menjetikkan jari, menyulap foto makanan dari Grab menjadi makanan siap santap di hadapanku.
Nuggetnya ada empat dan gede-gede gais! |
Nasi yang dikemas menggunakan kotak plastik ramah microwave ini, antara nasi dan toppingnya dipisahkan dengan kertas minyak. Cara ini memudahkan orang-orang yang tidak suka mencampurkan langsung semua topping ke nasi. Seperti aku, kuangkat si kertas dan menaruhnya di tutup, menyendok toppingnya satu per satu untuk menikmati nasi bila dipadukan dengan masing-masing topping. Nah, tentu saja rasanya gurih dan bikin nagih. Lagian, kalau makan nasi dan toppingnya secara kombo; satu sendok nasi berbarengan dengan sedikit abon, kacang, kering kentang, irisan nugget, irisan telur dadar, itu bikin lidah aku pusing sih soalnya enak semua.
Dari segi porsi, aku tipikal yang makan porsi ibu peri, si nasi kuning ini terlalu banyak untukku. Tapi it’s ok lah, dengan kemasan kotak plastik, aku bisa menyimpan separuhnya untuk makan siang meski aku nggak yakin rasanya masih senikmat di pagi atau tidak. Tapi ternyata, masih enak woy! Ya, meskipun nuggetnya udah tampak malas hidup sebagai sebuah nugget ya… Lagian siapa juga yang nggak malas kalau disuruh nunggu berjam-jam 🙂
Cobain deh! “Bubur Ayam Metro-Sinduadi” di Grab!
He iya, semoga ketika kamu makan nasi kuningnya, jangan seperti aku yang baru ingat kerupuknya ketika si nasi sudah habis ya 🙁
Selain pesan makanan online jogja, simak artikel-artikel menarik lainnya hanya di Jurnal Kuliner Website Kuliner Indonesia…
Discussion about this post